Demo Menentang Wajib Militer Rusia
Ratusan orang ditangkap pihak berwenang ketika demo menentang
wajib militer
dalam mobilisasi parsial
Rusia
berlanjut di seluruh negeri.
Kelompok hak asasi manusia (HAM) independen, OVD-Info, mengatakan, sebanyak
724 orang ditahan di 32 kota berbeda pada Sabtu (24/9/2022) saja.
Aksi demo yang meluas pecah sejak PresidenRusia Vladimir Putin mengumumkan rencana merekrut 300.000 orang untuk berperang di Ukraina melalui skema mobilisasi parsial.
Di Moskwa, kantor berita AFP melaporkan seorang demonstran berteriak "kami
bukan umpan meriam" saat dia ditangkap oleh petugas.
Sedangkan di St Petersburg, kota kedua Rusia, seorang pria mengatakan
kepada wartawan, "saya tidak ingin berperang demi Putin."
Natalya Dubova (70) mengatakan kepada AFP bahwa dia menentang perang. Dia juga takut jika orang-orang muda diperintahkan ke garis depan.
Beberapa dari mereka yang ditangkap pada Sabtu mengaku bahwa mereka
menerima dokumen dan diperintahkan melapor ke pusat perekrutan saat
ditahan oleh petugas keamanan.
Kremlin membela praktik itu awal pekan ini dengan mengatakan langkah itu
tidak melanggar hukum, sebagaimana dilansir BBC.
Putin menandatangani dekrit baru pada Sabtu yang menjatuhkan hukuman hingga
10 tahun penjara bagi setiap tentara yang tertangkap menyerahkan diri,
berusaha meninggalkan militer, atau menolak untuk berperang.
Presiden juga menandatangani perintah pemberian kewarganegaraan Rusia
kepada setiap warga negara asing yang mendaftar untuk berdinas selama satu
tahun di militer negara itu.
Menurut beberapa pengamat, dekrit tersebut menunjukkan betapa parahnya
kekurangan pasukan Rusia.
Di tempat lain, sejumlah pemuda Rusia melarikan diri dari mobilisasi dengan
berusaha meninggalkan negara itu.
Di perbatasan Rusia-Georgia, antrean mobil dari Rusia untuk menyeberang
membentang lebih dari 30 Kilometer (Km).
Pejabat lokal Rusia mengakui ada gelombang besar mobil yang mencoba
menyeberang, dengan hampir 2.500 kendaraan menunggu di satu pos
pemeriksaan.
Seorang pria yang berbicara dengan BBC di Vladikavkaz di Ossetia Utara, di sisi perbatasan Rusia, mengatakan bahwa dia melihat pelat nomor mobil yang mengantre semuanya berasal dari Rusia.
Sementara itu, Finlandia juga mengalami peningkatan tajam dalam jumlah
orang Rusia yang ingin memasuki negara tersebut.
Juru Bicara Penjaga Perbatasan Finlandia Matti Pitkaniitty mengatakan,
jumlah orang Rusia yang tiba meningkat lebih dari dua kali lipat sejak pekan
lalu.
Pada Jumat (23/9/2022), Pemerintah Finlandia mengumumkan rencana untuk
menghentikan turis Rusia memasuki negara itu.
Beberapa negara tetangga Rusia juga mengesampingkan menawarkan suaka
kepada warga Rusia yang berusaha menghindari wajib militer.
Pada Jumat, Kremlin mengungkapkan daftar pekerja yang terbebas dari wajib
militer. Mereka adalah pekerja IT, bankir, dan jurnalis yang bekerja untuk
media pemerintah.
Tetapi beberapa orang meragukan hal itu. Selain itu, muncul laporan muncul
tentang pria Rusia yang tidak memenuhi kriteria yang dipanggil oleh petugas
perekrutan lokal.
Margarita Simonyan, editor outlet berita RT yang dikelola pemerintah,
mengunggah ke Twitter daftar warga lanjut usia dan difabel yang
diperintahkan untuk melapor untuk bertugas.
copas dari
https://www.kompas.com/global/read/2022/09/25/150100770/demo-menentang-wajib-militer-rusia-terus-berlanjut-724-orang-ditangkap?page=all#page2
No comments:
Post a Comment