Amerika Serikat prihatin dengan ancaman Iran terhadap Arab Saudi dan
tidak akan ragu untuk menanggapi jika perlu
Hal ini disampaikan kata juru bicara Gedung Putih, Selasa (1/11/2022),
dilansir dari Reuters.
"Kami prihatin dengan gambaran akan ancaman, dan kami tetap berhubungan
terus-menerus melalui saluran militer dan intelijen dengan Saudi," kata
juru bicara Dewan Keamanan Nasional.
"Kami tidak akan ragu untuk bertindak membela kepentingan dan mitra kami
di kawasan ini," tambahnya.
Pejabat itu berbicara setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa Arab
Saudi telah berbagi intelijen dengan Amerika Serikat untuk memperingatkan
serangan yang akan segera terjadi dari Iran terhadap sasaran di kerajaan.
Kantor media pemerintah Saudi tidak segera menanggapi permintaan komentar
dari Reuters.
Saudi sendiri telah menyetujui pakta yang ditengahi AS, tentang hubungan
dengan Israel, pada tahun 2020.
Kekhawatiran terbaru juga datang saat hubungan Riyadh dan Washington
menegang setelah aliansi OPEC+ yang dipimpin Saudi bulan lalu memutuskan
memangkas target produksi minyak, yang menimbulkan kekhawatiran akan
lonjakan harga bensin di AS.
Presiden Joe Biden mengatakan akan ada konsekuensi bagi hubungan AS
dengan Riyadh. Beberapa senator mendesak Gedung Putih membekukan semua
kerja sama dengan Riyadh, termasuk penjualan senjata.
Hal ini mendorong mereka mengesampingkan upaya menghidupkan kembali
kesepakatan nuklir Iran, yang ditinggalkan mantan presiden Donald Trump
pada 2018.
Copas dari
https://www.kompas.com/global/read/2022/11/02/173000470/iran-ancam-arab-saudi-as-tak-ragu-turun-tangan?page=all#page2
No comments:
Post a Comment