Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan kebakaran di PT Indonesia
Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah merupakan
dampak dari diabaikannya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap
pekerja lokal.
Menurut Said mengatakan insiden itu juga dampak dari investasi Cina di
Morowali yang menyebabkan upah murah. Karena itu Iqbal meminta pemerintah
segera membentuk Tim Pencari Fakta yang terdiri dari Kemnaker RI dan
berbagai instansi terkait. Ia mendesak Tim Pencari Fakta turun ke lapangan
untuk menyelidiki apa yang terjadi pada hari ini.
"Persoalan K3 sudah terjadi berulang-ulang. Bahkan sampai memakan korban jiwa.
Ini tidak bisa dibiarkan," kata Iqbal dalam keterangannya, Minggu (24/23).
"Karena persoalan K3 sudah sering terjadi, kami juga meminta pidanakan
pengusaha. Seringnya terjadi kasus, hal itu menunjukkan bukan saja karena
kelalaian, tetapi diduga akibat terjadinya pembiaran," lanjutnya.
Selain itu, Iqbal mendesak agar pemerintah dan pengusaha memberikan
santunan kepada korban meninggal dunia, termasuk biaya pemakaman hingga
biaya pendidikan anak-anak korban. Begitu pun dengan korban luka-luka.
Pementah harus menanggung biaya berobat dan santunan kecelakaan.
"Penerapan K3 harus benar-benar dipastikan berjalan dan ada sanksi berat
bagi yang melanggar," tegasnya.
Partai Buruh juga mendesak agar UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja segera direvisi, karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
Terlebih UU 1/1970 hanya mengatur sanksi Rp100 ribu, sehingga tidak
memberikan efek jera.
Berdasarkan intormasi yang didapatkan dari Ketua Exco Partai Buruh
Kabupaten Morowali, Katsaing, telah terjadi ledakan tungku PT ITSS, Morowali
yang menyebabkan kebakaran hebat pada hari ini.
"Pada pukul 05.30 WIB, menurut kesaksian karyawan pero silicone PT ITSS
sedang melakukan perbaikan tungku, dan melakukan pemasangan plat pada bagian
tungku tersebut yang mengakibatkan ledakan sehingga membuat beberapa tabung
oksigen di sekitaran area juga meledak," ujar Katsaing.
Akibat ledakan itu, diduga ada belasan orang yang meninggal dunia. Termasuk
ada yang kritis, luka berat, maupun luka ringan.
copas dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20231224112950-20-1041307/smelter-morowali-meledak-keselamatan-pekerja-lokal-disebut-diabaikan
No comments:
Post a Comment