Pasar News -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Daya Ledak Otot Tungkai

21 May 2022 | 21 May WIB | 0 Views Last Updated 2023-05-14T09:11:57Z

Daya Ledak Otot Tungkai

Menurut sjahriani dalam (Andiyanto, 2020) otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Sebagian otot tubuh ini melekat pada kerangka otot yang dapat bergerak secara aktif sehingga mampu menggerakkan bagian-bagian kerangka dalam suatu letak tertentu, otot dapat berkontraksi dengan cepat apabila ia mendapatkan rangsangan.

Menurut Yulifri dalam (Andiyanto, 2020) daya ledak otot tungkai dapat di definisikan sebagai suatu kemampuan dari sekelompok otot tungkai untuk menghasilkan kerja dalam waktu yang sangat cepat. Daya ledak otot tungkai adalah kemampuan untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi (eksplosif) dalam satu gerakan utuh yang melibatkan otot-otot tungkai sebagai penggerak utamanya.

Tungkai beserta ototnya adalah organ yang paling dominan terhadap pergerakan manusia. Tulang terkuat dan terpanjang yang dimiliki manusia adalah tulang tungkai, tulang ini termasuk tulang anggota gerak bawah, tulang ini juga memiliki fungsi untuk menopang tubuh saat melakukan sebagian besar aktivitas.

Kemampuan daya ledak yang baik khususnya daya ledak otot tungkai menentukan seseorang untuk mencapai prestasi yang optimal, karena otot tungkai berfungsi sebagai pusat gerak utama bagi tubuh secara keseluruhan.




Otot tungkai dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

a) Otot tungkai atas, terdiri dari : m.Abductor Femoris, m.Quadriceps Femoris (m.Rectus Femoris, m.Vastus Lateralis, m.Vastus Medialis, dan m.Vastus Intermedial), m.Fleksor Femoris (m.Biceps Femoris, m.Semimembranosus, m.Semitendinosus, dan m.Sartotius)

b) Otot tungkai bawah, terdiri dari : m.Tibialis, m.Extensor Talangus Longus, m.Extensor Digitorum Longus et Brevis, m.Fleksor Hallucis Longus, m.Soleus, m.Gastrocnemius, dan lainnya.

c)     Otot-otot kaki, terdiri dari : m.Abductor Hallicus, m.Adductor Hallucius, m.Fleksor Hallucis Brevis, m.Fleksor Digitorum Brevis, dam m.Quadratus Plantaris.

Faktor yang Mempengaruhi Daya Ledak Otot

Bila dilihat lebih mendalam potensi daya ledak seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, Berger dalam (Gladys Clara Dea putri, 2013)

a) Faktor Internal

Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam tubuh seseorang diantaranya yaitu :

1.  Jenis kelamin

Secara biologis pria dan wanita akan berbeda dari segi kemampuan fisik, termasuk dalam hal kekuatan maupun kecepatan karena adanya hormone testosterone pada laki-laki dan wanita. Perbedaan akan terasa sangat signifikan setelah mengalami pubertas karena adanya perbedaan proporsi dan besar otot dalam tubuh.

2.  Berat badan

Kekuatan otot sangat erat kaitannya dengan berat badan, makin tebal otot makin kuat pula otot tersebut. Jika berat badan seseorang bertambah karena pertambahan massa otot (otot yang makin tebal) maka kekuatan seseorang tersebut juga akan bertambah.

3.      Tinggi badan

Tinggi badan adalah jarak dari alas kaki sampai titik tertinggi di kepala dalam posisi berdiri tegak.

4.      Kebugaran jasmani

Kebugaran jasmani seseorang dapat dijadikan parameter dalam menentukan beban yang akan diberikan pada saat latihan, semakin baik kebugaran jasmani seseorang maka hasil yang di dapat dari latihan akan semakin baik pula.

b)  Faktor Eksternal

Faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar tubuh seseorang, diantaranya : suhu lingkungan dan kelembaban relatif.

1.    Suhu lingkungan

Menurut Manuaba dalam (Gladys Clara Dea Putri, 2013) suhu lingkungan yang panas akan berpengaruh terhadap aktivitas kerja otot karena akan mempercepat terjadinya pengeluaran keringat. Sebagian dari volume darah akan dibawa ke kulit untuk mengkompensasi kelebihan panas. Hal ini berarti bahwa telah terjadi kekurangan kerja otot dalam melakukan pelatihan. Begitu juga sebaliknya, pada suhu lingkungan yang dingin tubuh akan bereaksi untuk mengimbangi konsentrasi panas tubuh dengan reaksi menggigil, gerakan menggigil memerlukan energi tambahan.

2.    Kelembaban relatif

Menurut Manuaba dalam (Gladys Clara Dea Purti, 2013) kelembaban relatif menentukan proses pelatihan karena perbandingan udara basah dan kering sangat menentukan kenyamanan pelatihan. Apabila kelembaban udara cukup tinggi atau di atas 90%, maka akan sangat mempengaruhi kesanggupan pengeluaran panas tubuh akibat aktivitas latihan melalui evaporasi. Apabila kelembaban udara dibawah 80% maka akan mempengaruhi keseimbangan panas tubuh, metabolisme meningkat akibat aktivitas tubuh untuk mrngimbangi suhu dingin sehingga tubuh mengeluarkan energi yang lebih besar untuk menyesuaikan suhu tubuh dan suhu lingkungan. Kelembaban relatif di Indonesia berkisar antara 70-80%.

No comments:

×
Berita Terbaru Update