Pasar News -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Filsafat Skolastik

17 May 2022 | 17 May WIB | 0 Views Last Updated 2023-05-14T09:06:39Z

Skolastik

Skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah. Jadi skolastik adalah aliran yang berkaitan dengan sekolah. Istilah skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan. Dan dari corak khas tersebut terdapat beberapa pengertian filsafat skolastik, yaitu filsafat skolastik merupakan filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama, karena skolastik merupakan bagian dari kebudayaan abad pertengahan yang religius. Filsafat skolastik ini dapat tumbuh dan berkembang karena adanya pengaruh faktor religius dan faktor ilmu pengetahuan. Masa skolastik terbagi menjadi tiga periode, yaitu masa awal yang berlangsung sekitar tahun 800-1200 M, masa  puncak yang berlangsung sekitar tahun 1200-1300 M, dan masa akhir  yang berlangsung sekitar tahun 1300-1450 M. Namun dalam makalah ini kami selaku penyusun hanya akan membahas masa puncak atau masa kejayaan dari filsafat skolastik saja, yakni yang berlangsung sekitar tahun 1200-1300 M. Dalam makalah ini penyusun juga akan membahas tentang tokoh yang paling berpengaruh pada masa kejayaan skolastik ini, yakni Albertus Magnus (1203-1280 M) dan Thomas Aquinas (1225-1274 M).

Masa Kejayaan Filsafat Skolastik (1200-1300 M)

Pada masa keemasan skolastik ini disebut masa berbunga, karena bersamaan dengan munculnya beberapa universitas-universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarakan pendidikan ilmu pengetahuan. Secara umum ada beberapa faktor yang menyebabkan masa ini mencapai puncak keemasan, yaitu:

1.  Adanya pengaruh pemikiran dari Aristoteles, Ibnu Rusdy, dan Ibnu Sina sejak abad ke-12, hingga sampai pada abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.

2.  Adanya pendirian Universitas Almamater di Prancis pada tahun 1200 M yang merupakan gabungan dari beberapa sekolah dan juga sebagai dasar berdirinya universitas-universitas lain di Paris, Oxfor, Mont Pellier, Cambridge, dan daerah-daerah lainnya.

3.  Adanya pendirian ordo-ordo yang muncul karean banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan. Sehingga berpengaruh terhadap kehidupan kerohanian, yang dimana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peranan di bidang filsafat dan teologi.

Periode puncak perkembangan skolastik dipengaruhi oleh Aristotelas karena kedatangan ahli filsafat Arab dan Yahudi. Filsafat Aristoteles memberikan warna yang dominan pada alam pemikiran abad pertengahan. Aristoteles juga diakui sebagai Sang Filsuf, sehingga gaya pemikiran Yunani semakin diterima, keluasan cara berpikir semakin ditantang melalui perselisihan dengan filsafat Arab dan filsafat Yunani.2 Pada mulanya yang mempengaruhi skolastik hanya filsuf yang membawa dan meneruskan ajaran Aristoteles. Namun hal ini mendapat perlawanan dari Augustinus karena beranggapan bahwa ajaran Aristoteles yang mulai dikenal pada abad ke-12 telah tercemar oleh filsuf Islam, sehingga dapat membahayakan ajaran Kristen. Untuk menghindari pencemaran tersebut, Albertus,Magnus dan Thomas Aquinas sengaja menghilangkan unsur-unsur dari Ibnu Rusyd dengan menerjemahkan langsung dari bahasa Latin. Bagian dari ajaran Aristoteles yang bertentangan dengan ajaran Kristen juga diganti dengan teori- teori baru yang bersumber pada ajaran Aristoteles tetapi diselaraskan dengan ajaran ilmiah. Upaya ini nampaknya sangat berhasil, ditandai dengan terbitnya buku Summa Theologiae yang juga merupakan bukti bahwa ajaran Aristoteles telah mendapatkan kemenangan dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan skolastik. Tokoh yang paling terkenal pada masa kejayaan skolastik ini adalah Albertus Magnus dan Thomas Aquinas.

Albertus Magnus (1203-1280 M)

Nama aslinya adalah Albert Von Bollstadt, lahir pada tahun 1193 M di Bavaria, Jerman dan meninggal pada tahun 1280 M di Cologne, Jerman setelah dua tahun sakit. Albertus dikenal sebagai Doktor Universitas atau Doktor Magnus sehingga ia mendapat nama Albertus Magnus (Albert the Great). Selain memiliki kepandaian yang sangat luar biasa, selain sebagai birawan, Albertus Magnus juga dikenal sebagai cendikiawan yang sangat berpengaruh terhadap filsafat Skolastik abad pertengahan. Di Universitas Padua ia belajar artes liberalis, ilmu-ilmu pengetahuan alam, ilmu kedokteran, dan filsafat Aristoteles. Di Bologna ia belajar teologi dan pada tahun 1223 M masuk ordo Dominican, kemudian masuk ke Koln sebagai dosen filsifat dan teologi. Pada tahun 1245 M ia pergi ke Paris untuk menerima gelar doktor dan mengajar di sana sebagai master teologi dengan sukses besar selama beberapa tahun. Selain itu ia juga telah mengantarkan dan memperkenalkan ajaran Aristoteles di Eropa Barat melebihi siapa pun, sehingga terbukalah keterangan yang baru bagi pemikiran Kristiani tentang gagasan- gagasan dasar filsafat Aristoteles. Namun demikian, ia tetap setia kepada beberapa dalil Neoplatonisme, bahkan ia telah memperkuat pengaruh Neoplatonisme melalui keterangannya mengenai ajaran Dionision dan Areopagos.

Pemikiran Albertus yang menarik sampai sekarang adalah tentang keyakinannya bahwa pengetahuan tertinggi tentang Tuhan yang kita dapat di dunia ini diperoleh secara negatif. Artinya, yang dapat kita ketahui secara manusiawi hanyalah apa yang tidak bisa dikenakan pada Tuhan, seperti bahwa Tuhan itu sesuatu yang tidak terbatas. Namun, tidak terbatas yang dimaksud ini tidak bisa secara persis dimengerti karena keterbatasan manusia. Albertus juga berpendapat bahwa roh bukan sesuatu yang tinggal dalam badan, tetapi sebaliknya bahwa badanlah yang tinggal di dalam roh, sebab roh lebih hakiki dari badan. Pada dasarnya segala sesuatu yang ada di alam semesta bersifat rohani. Intinya situasi yang dihadapi Albertus Magnus merupakan tantangan untuk mengintegrasikan pluralisme pandangan yang muncul dari luar pandangan agama lain dan pandangan ilmiah sekuler, serta pandangan dari dalam gereja yang berupa kontroversi teologis secara mendalam.

Thomas Aquinas (1225-1274 M)

Nama aslinya adalah Santo Thomas Aquinas, yang berarti Thomas yang suci dari Aquinas. Ia lahir di Rocca Secca, Napoli, Italia. Ia merupakan tokoh terbesar Skolastisisme, salah seorang suci gereja Katolik Romawi dan pendiri aliran yang dinyatakan menjadi filsafat resmi gereja Katolik. Selain sebagai ahli pikir, Thomas Aquinas juga merupakan seorang dokter gereja bangsa Italia.  Tahun 1245 M ia belajar pada Albertus Magnus, kemudian pada tahun 1259 M ia menjadi guru besar dan penasihat Istana Paus. Karya Thomas Aquinas telah mencapai taraf yang tinggi dari aliran Skolasitisme pada abad pertengahan. Ia berusaha untuk membuktikan bahwa iman Kristen secara penuh dapat dibenarkan dengan pemikiran logis dan ia telah menerima pemikiran Aristoteles sebagai otoritas tertinggi tentang pemikirannya yang logis. Menurut pendapatnya, semua kebenaran asalnya dari Tuhan, kebenaraan diungkapkan dengan jalan yang berbeda-beda sedangkan iman berjalan di luar jangkauan pemikiran. Tidak ada kontadiksi antara pemikiran dan iman, semua kebenaran mulai timbul secara utuh walaupun iman diungkapkan lewat beberapa kebenaran yang berada di luar kekuatan pikir. Ia mengetakan secara teologis bahwa iman lebih tinggi dan berada di luar pemikiran yang berkenaan dengan sifat Tuhan dan alam ssemesta. Thomas telah manafsirkan pandangan bahwa Tuhan tidak pernah berubah dan tidak berhubungan atau tidak mempunyai pengetahuan tentang kejahatan-kejahatan di dunia. Tuhan tidak pernah menciptakan dunia, tetapi zat dan pemikirannya tetap abadi.6

Di tahun 1273 M Thomas Aquinas menghasilkan karya yang berjudul Summa Theologiae, sehingga ia disebut sebagai ahli teologi utama orang Kristen. Bahkan dianggap sebagai orang suci oleh Gereja Katholik dan memiliki gelar Santo. Filsafat Thomas Aquinas berhubungan erat dengan teologi, sehingga ia menyimpulkan ada dua macam pengetahuan yang tidak saling bertentangan tetapi berdiri sendiri secara berdampingan, yaitu: Pertama, pengetahuan ilmiah yang berpangkal pada akal yang terang memiliki hal-hal yang bersifat umum sebagai sasarannya. Kedua, pengetahuan iman yang berpangkal dari wahyu dan memiliki kebenaran ilahi. Aquinas juga mengajarkan tentang teologi naturalis yang mengajarkan bahwa manusia dengan pertolongan akalnya dapat mengenal Allah.7 Semua tulisan-tulisan Aquinas berbahasa Latin yang mencakup beberapa karangan besar tentang teologi, perdebatan teologi, dan masalah filsafat, serta komentar tentang beberapa bagian dari Bibel dan 12 tentang karangan Aristoteles. Karya terbesarnya adalah Summa Contra Gentiles dan Summa Teologica. Banyak kartanya yang dapat dibaca sebagai upaya untuk memberikan sebuah sintesis pemikiran klasik dan teologis. Ia mempercayai pencocokan filosofi dengan ajaran- ajaran gereja. Upayanya tepat di tengah-tengah serangan-serangan para ahli skuler yang percaya bahwa Thomas berbuat keliru dalam menyajikan sumber-sumber.

Filsafatskolastik adalah filsafat yang mengabdi kepada teologi dan mencoba memecahkan persoalan-persoalan teologi dengan nalar filsafat. Filsafat skolastik ini merupakan corak khas dari filsafat Kristen di Barat pada abad pertengahan, karena banyak dipengaruhi oleh konsep dan teologi gereja dalam memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, benar dan salah, baik dan buruk, halal dan haram, serta persoalan lainnya yang muncul dalam agama. Karena filsafat skolastik merupakan sebuah era yang pertumbuhan pemikiran teologi dan filsafatnya tumbuh subur, maka tidak mengherankan bahwa pada era ini lahir beberapa filosof terkemuka. Filsafat skolastik terbagi ke dalam tiga periode, yakni periode awal (abad ke 8-12 M), periode keemasan (abad ke-13 M), dan periode akhir (abad ke-14 dan 15 M). Pada periode keemasan skolastik terdapat dua tokoh yang sangat terkenal dan berpengaruh pada masanya, yakni Albertus Magnus (1205-1280 M) dan Thomas Aquinas (1225-1274 M).

No comments:

×
Berita Terbaru Update