Gambar
Biji Kopi Arabika (Coffea arabica L.) dan Biji Kopi Robusta (Coffea robusta L.)
Kopi dalam Peningkatan Kebugaran
Minuman
kopi merupakan salah satu jenis
olahan dari biji tanaman kopi. Kopi tergolong
dalam kerajaan plantae
degan ordo Gentianales (arabika) dan Rubiales (robusta). Pada dasarnya kopi
mempunyai dua spesies yakni coffea
arabica dan coffea robusta, Saputra E dalam
(Destiara Sari, 2018).
a. Kopi Arabika
Klasifikasi tanaman kopi Arabika
(Coffea arabica L.) secara
taksologi diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Sub
Kingdom : Tracheobionta Super
Divisi :
Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas :
Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea arabica L.
b. Kopi Robusta
Klasifikasi tanaman kopi Robusta
(Coffea Robusta L.) secara
taksologi diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Sub
Kingdom : Tracheobionta Super
Divisi :
Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea robusta L.
Bagian dari tanaman kopi yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diolah menjadi
minuman dengan kafein berdosis rendah dan kemudian
dikonsumsi adalah bagian biji nya. Kafein yang terkandung dalam kopi mampu menyegarkan pikiran dan meminimalisir rasa lelah, namun jika dikonsumsi secara berlebihan akan mengganggu kesehatan.
Menurut
Yoghi dalam (Sauma Rischi Nandatama , 2017) di dalam dunia olahraga kopi mulai sering dikonsumsi
sebelum latihan untuk meningkatkan performa latihan dan menghambat terjadinya kelelahan
Secara
teoritis kafein yang merupakan komponen utama kopi memiliki efek terhadap kinerja otot manusia melalui
mekanisme utilisasi lemak menjadi energi dan peningkatan kadar kalsium otot sehinga mampu meningkatkan kinerja
otot dan menghambat terjadinya kelelahan otot setelah beraktivitas fisik.
1)
Kandungan
Kopi
Kafein adalah kandungan utama dalam kopi. Menurut Graham dalam (Destiara
Sari, 2018) Kafeina
atau yang sering kita dengar yaitu kafein adalah senyawa Alkaloid xantina yang berbentuk
Kristal berwarna putih dan memiliki rasa pahit
ialah zat yang terkenal sebagai perangsang psikoaktif yang juga memberikan efek diuretic ringan. Kafein juga
berfungsi sebagai zat yang menciptakan rasa nikmat pada minuman kopi.
2)
Sumber Kafein
Kita dapat
menemukan kafein dalam minuman yang berasal dari tumbuhan seperti kopi, kakao(coklat), dan teh. Kafein
juga bisa dijumpai
dalam minuman beralkohol, minuman ringan, dan minuman berenergi. Sumber kafein yang paling banyak dikonsumsi orang banyak dalam bentuk minuman
adalah kopi (64%), minuman ringan
(18%), teh (16%) dan sisanya
berasal dari minuman
lain.
3)
Manfaat Kopi
Sebelum melakukan
aktivitas di pagi hari, sebagian
besar orang mengkonsumsi minuman kopi. Alasan utamanya adalah agar mereka
dapat tetap terjaga selama bekerja
atau beraktivitas sehingga diharapkan mampu meningkatkan produktivitas. Dalam dunia ilmu keolahragan kerap kali kafein
digunakan sebagai stimulan sebelum melakukan latihan fisik.
Kafein adalah zat lain yang kadang-kadang digunakan untuk sifat ergogeniknya.
Ini memiliki efek merangsang pada sistem saraf pusat, menyebabkan peningkatan denyut jantung, dan peningkatan gairah.
Oleh karena itu dapat digunakan dalam konteks pelatihan, terutama di mana upaya berat yang terlibat seperti mengangkat beban berat. Kafein
juga memiliki efek metabolik lebih kuat daripada Methylxsnthine lain
seperti Aminphyline dan Theophyllene (ditemukan dalam teh). Ini dapat mendorong
mobilisasi lemak dari penyimpanan jaringan
adiposa, glikogen otot cadangan, dan meningkatkan daya tahan, Thomas Reilly dalam (Khoiru salim, 2020)
Menurut Syafrizar
& Wilda dalam (Destiara Sari, 2018) Zat ergogenik merupakan suatu alat, prosedur, atau bahan
yang dapat meningkatkan energi, control energi atau efisiensi energi selama suatu kinerja olahraga
yang memberikan tambahan
kemampuan yang lebih besar dari biasa jika latihan normal.
Kafein mempunyai efek ergogenik yang dapat meningkatkan performa atlet, terutama
untuk meningkatkan ketahanan aerobik dan meingkatkan kemampuan repetisi pada latihan otot,
Adrian dalam (Sauma
Rischi Nandatama, 2017).
4)
Dosis Kafein
Dosis
konsumsi kafein dapat bergantung pada
usia seseorang, pada orang dewasa
konsumsi dosis aman berkisar 400 mg,
pada anak-anak dianjurkan untuk tidak
mengkonsumsi kafein dengan dosis lebih dari 100 mg/hari. Sedangkan untuk atlet, menurut Committe Olimpiade Internasional dalam (Sauma Rischi Nandatama, 2017) menentukan
batas maksimal kafein di urine atlet tidak boleh melebihi 12 mikrogram/ml urine atau 15 mikrogram/ml urine menurut National Alumni Athletic Assosiation.
Menurut
Suyono dalam (Destiara Sari, 2018) terdapat efek jangka panjang pada penggunaan kafein. Untuk efek jangka
panjang pemakaian kafein lebih dari 600 mg
dapat menyebabkan insomnia kronik, gelisah, dan ulkus peptikum. Efek lain dapat meningkatkan denyut jantung dan
berisiko terhadap penumpukan kolesterol, menyebabkan kecacatan
pada anak yang dilahirkan. Sedangkan
efek jangka pendeknya adalah kafein dapat mencapai
jaringan dalam waktu 5 menit dan tahap puncak
mencapai darah dalam waktu 50 menit mengakibatkan frekuensi pernafasan, urine, asam lemak dalam darah, dan asam lambung bertambah, disertai dengan peningkatan tekanan darah.
5)
Farmakokinetik Kafein
Sekitar 99% kafein akan diserap memalui
pencernaan. Konsentrasi maksimum akan tercapai antara 15-120 menit setelah
dikonsumsi. Hasil tersebut dapat bervariasi tergantung dari waktu pengosongan lambung
dan adanya konsumsi makanan. Waktu paruh eliminasi
kafein berkisar antara 2-12 jam dengan rata-rata 5 jam.
Kafein dieliminasi dari tubuh melalui
metabolisme. Metabolisme kafein sangat
kompleks, setidaknya terdapat 25 metabolit yang dihasilkannya. Kafein di eksresikan melalui urin dalam bentuk tidak berubah hanya 1-4%.
6)
Mekanisme Kafein
dalam Peningkatan Kebugaran
Dalam dunia olahraga
kopi mulai banyak digunakan dan dikonsumsi oleh atlet sebelum mulai latihan dengan harapan mampu membantu meningkatkan performa latihan dan mengurangi kelelahan. Menurut Prawira dalam
(Destiara Sari, 2018) secara teoretis kafein yang kita ketahui ialah komponen utama kopi mempunyai efek terhadap otot manusia
melalui mekanisme utilisasi lemak menjadi energi dan peningkatan kadar kalsium sel otot, dan menyebabkan kafein dapat meningkatkan performa otot dan menghambat terjadinya kelelahan otot.
Mekanisme
utama kafein berperan sebagai antagonis reseptor adenosin yang dapat mempengaruhi
tubuh. Fungsi adenosin di dalam
sistem saraf pusat adalah sebagai
neuromoderator inhibitor. Menurut
Sinclair dalam (Destiara
Sari, 2018) mekanisme
kafein secara farmakologi ialah kafein bekerja
di dalam tubuh dan menimbulkan berbagai macam efek. Mekanisme kerja kafein
di antaranya dapat menyekat reseptor
adenosin (antagonisme reseptor adenosin), meningkatkan kadar asam lemak bebas, melepaskan kortisol,
melepaskan epinefrin, dan bisa mempengaruhi susunan saraf pusat.
Di seluruh
tubuh terdapat reseptor
adenosin termasuk otak, jantung, pembuluh darah, saluran pernapasan,
ginjal, jaringan lemak, dan saluran cerna, Satya dalam (Destiara Sari, 2018). Peningkatan asam lemak bebas dalam darah akan
menghemata atau menunda kelelahan pada atlet, Sinclair dan Geiger dalam
(Destiara Sari, 2018). Kafein yang
telah dikonsumsi membutuhkan waktu sekitar 5-15 menit hingga didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aliran darah dari traktus gastro intestinal. Penyerapan atau absorpsi kafein dalam saluran
pencernaan mencapai kadar 99% dan kemudian akan mencapai
puncak di aliran darah dalam waktu 45-60 menit.
Berdasarkan efek farmakologis tersebut
kafein ditambahkan ke minuman dalam takaran tertentu
seperti kopi. Menurut
Lelyana dalam (Sauma Rischi Nandatama, 2017) Kafein sangat efektif
bekerja dalam tubuh sehingga memberikan yang
bermacam-macam dalam tubuh. Mengkonsumsi kafein secara berlebihan (over dosis) dapat menyebabkan gugup, gelisah,
tremor, insomnia, hipertensi, mual dan kejang, Farmakologi UI dalam (Destiara
Sari, 2018).
No comments:
Post a Comment