Pasar News -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kopi dalam Peningkatan Kebugaran

19 May 2022 | 19 May WIB | 0 Views Last Updated 2023-05-14T09:09:24Z

Gambar Biji Kopi Arabika (Coffea arabica L.) dan Biji Kopi Robusta (Coffea robusta L.)


Kopi dalam Peningkatan Kebugaran

Minuman kopi merupakan salah satu jenis olahan dari biji tanaman kopi. Kopi tergolong dalam kerajaan plantae degan ordo Gentianales (arabika) dan Rubiales (robusta). Pada dasarnya kopi mempunyai dua spesies yakni coffea arabica dan coffea robusta, Saputra E dalam (Destiara Sari, 2018).

a.    Kopi Arabika

Klasifikasi tanaman kopi Arabika (Coffea arabica L.) secara taksologi diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom                 : Plantae

Sub Kingdom          : Tracheobionta Super

Divisi                       : Spermatophyta

Divisi                       : Magnoliophyta

Kelas                       : Magnoliopsida

Sub Kelas                : Asteridae

Ordo                        : Rubiales

Famili                      : Rubiaceae

Genus                      : Coffea

Spesies                    : Coffea arabica L.

b.    Kopi Robusta

Klasifikasi tanaman kopi Robusta (Coffea Robusta L.) secara taksologi diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom                : Plantae

Sub Kingdom        : Tracheobionta Super

Divisi                     : Spermatophyta

Divisi                     : Magnoliophyta

Kelas                     : Magnoliopsida

Sub Kelas              : Asteridae

Ordo                      : Rubiales

Famili                    : Rubiaceae

Genus                    : Coffea

Spesies                  : Coffea robusta L.

Bagian dari tanaman kopi yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diolah menjadi minuman dengan kafein berdosis rendah dan kemudian dikonsumsi adalah bagian biji nya. Kafein yang terkandung dalam kopi mampu menyegarkan pikiran dan meminimalisir rasa lelah, namun jika dikonsumsi secara berlebihan akan mengganggu kesehatan.

Menurut Yoghi dalam (Sauma Rischi Nandatama , 2017) di dalam dunia olahraga kopi mulai sering dikonsumsi sebelum latihan untuk meningkatkan performa latihan dan menghambat terjadinya kelelahan

Secara teoritis kafein yang merupakan komponen utama kopi memiliki efek terhadap kinerja otot manusia melalui mekanisme utilisasi lemak menjadi energi dan peningkatan kadar kalsium otot sehinga mampu meningkatkan kinerja otot dan menghambat terjadinya kelelahan otot setelah beraktivitas fisik.

1)         Kandungan Kopi

Kafein adalah kandungan utama dalam kopi. Menurut Graham dalam (Destiara Sari, 2018) Kafeina atau yang sering kita dengar yaitu kafein adalah senyawa Alkaloid xantina yang berbentuk Kristal berwarna putih dan memiliki rasa pahit ialah zat yang terkenal sebagai perangsang psikoaktif yang juga memberikan efek diuretic ringan. Kafein juga berfungsi sebagai zat yang menciptakan rasa nikmat pada minuman kopi.

2)         Sumber Kafein

Kita dapat menemukan kafein dalam minuman yang berasal dari tumbuhan seperti kopi, kakao(coklat), dan teh. Kafein juga bisa dijumpai dalam minuman beralkohol, minuman ringan, dan minuman berenergi. Sumber kafein yang paling banyak dikonsumsi orang banyak dalam bentuk minuman adalah kopi (64%), minuman ringan (18%), teh (16%) dan sisanya berasal dari minuman lain.

3)         Manfaat Kopi

Sebelum melakukan aktivitas di pagi hari, sebagian besar orang mengkonsumsi minuman kopi. Alasan utamanya adalah agar mereka dapat tetap terjaga selama bekerja atau beraktivitas sehingga diharapkan mampu meningkatkan produktivitas. Dalam dunia ilmu keolahragan kerap kali kafein digunakan sebagai stimulan sebelum melakukan latihan fisik.

Kafein adalah zat lain yang kadang-kadang digunakan untuk sifat ergogeniknya. Ini memiliki efek merangsang pada sistem saraf pusat, menyebabkan peningkatan denyut jantung, dan peningkatan gairah. Oleh karena itu dapat digunakan dalam konteks pelatihan, terutama di mana upaya berat yang terlibat seperti mengangkat beban berat. Kafein juga memiliki efek metabolik lebih kuat daripada Methylxsnthine lain seperti Aminphyline dan Theophyllene (ditemukan dalam teh). Ini dapat mendorong mobilisasi lemak dari penyimpanan jaringan adiposa, glikogen otot cadangan, dan meningkatkan daya tahan, Thomas Reilly dalam (Khoiru salim, 2020)

Menurut Syafrizar & Wilda dalam (Destiara Sari, 2018) Zat ergogenik merupakan suatu alat, prosedur, atau bahan yang dapat meningkatkan energi, control energi atau efisiensi energi selama suatu kinerja olahraga yang memberikan tambahan kemampuan yang lebih besar dari biasa jika latihan normal. Kafein mempunyai efek ergogenik yang dapat meningkatkan performa atlet, terutama untuk meningkatkan ketahanan aerobik dan meingkatkan kemampuan repetisi pada latihan otot, Adrian dalam (Sauma Rischi Nandatama, 2017).

4)         Dosis Kafein

Dosis konsumsi kafein dapat bergantung pada usia seseorang, pada orang dewasa konsumsi dosis aman berkisar 400 mg, pada anak-anak dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi kafein dengan dosis lebih dari 100 mg/hari. Sedangkan untuk atlet, menurut Committe Olimpiade Internasional dalam (Sauma Rischi Nandatama, 2017) menentukan batas maksimal kafein di urine atlet tidak boleh melebihi 12 mikrogram/ml urine atau 15 mikrogram/ml urine menurut National Alumni Athletic Assosiation.

Menurut Suyono dalam (Destiara Sari, 2018) terdapat efek jangka panjang pada penggunaan kafein. Untuk efek jangka panjang pemakaian kafein lebih dari 600 mg dapat menyebabkan insomnia kronik, gelisah, dan ulkus peptikum. Efek lain dapat meningkatkan denyut jantung dan berisiko terhadap penumpukan kolesterol, menyebabkan kecacatan pada anak yang dilahirkan. Sedangkan efek jangka pendeknya adalah kafein dapat mencapai jaringan dalam waktu 5 menit dan tahap puncak mencapai darah dalam waktu 50 menit mengakibatkan frekuensi pernafasan, urine, asam lemak dalam darah, dan asam lambung bertambah, disertai dengan peningkatan tekanan darah.

5)         Farmakokinetik Kafein

Sekitar 99% kafein akan diserap memalui pencernaan. Konsentrasi maksimum akan tercapai antara 15-120 menit setelah dikonsumsi. Hasil tersebut dapat bervariasi tergantung dari waktu pengosongan lambung dan adanya konsumsi makanan. Waktu paruh eliminasi kafein berkisar antara 2-12 jam dengan rata-rata 5 jam.

Kafein dieliminasi dari tubuh melalui metabolisme. Metabolisme kafein sangat kompleks, setidaknya terdapat 25 metabolit yang dihasilkannya. Kafein di eksresikan melalui urin dalam bentuk tidak berubah hanya 1-4%.

6)         Mekanisme Kafein dalam Peningkatan Kebugaran

Dalam dunia olahraga kopi mulai banyak digunakan dan dikonsumsi oleh atlet sebelum mulai latihan dengan harapan mampu membantu meningkatkan performa latihan dan mengurangi kelelahan. Menurut Prawira dalam (Destiara Sari, 2018) secara teoretis kafein yang kita ketahui ialah komponen utama kopi mempunyai efek terhadap otot manusia melalui mekanisme utilisasi lemak menjadi energi dan peningkatan kadar kalsium sel otot, dan menyebabkan kafein dapat meningkatkan performa otot dan menghambat terjadinya kelelahan otot.

Mekanisme utama kafein berperan sebagai antagonis reseptor adenosin yang dapat mempengaruhi tubuh. Fungsi adenosin di dalam sistem saraf pusat adalah sebagai neuromoderator inhibitor. Menurut Sinclair dalam (Destiara Sari, 2018) mekanisme kafein secara farmakologi ialah kafein bekerja di dalam tubuh dan menimbulkan berbagai macam efek. Mekanisme kerja kafein di antaranya dapat menyekat reseptor adenosin (antagonisme reseptor adenosin), meningkatkan kadar asam lemak bebas, melepaskan kortisol, melepaskan epinefrin, dan bisa mempengaruhi susunan saraf pusat.

Di seluruh tubuh terdapat reseptor adenosin termasuk otak, jantung, pembuluh darah, saluran pernapasan, ginjal, jaringan lemak, dan saluran cerna, Satya dalam (Destiara Sari, 2018). Peningkatan asam lemak bebas dalam darah akan menghemata atau menunda kelelahan pada atlet, Sinclair dan Geiger dalam (Destiara Sari, 2018). Kafein yang telah dikonsumsi membutuhkan waktu sekitar 5-15 menit hingga didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aliran darah dari traktus gastro intestinal. Penyerapan atau absorpsi kafein dalam saluran pencernaan mencapai kadar 99% dan kemudian akan mencapai puncak di aliran darah dalam waktu 45-60 menit.

Berdasarkan efek farmakologis tersebut kafein ditambahkan ke minuman dalam takaran tertentu seperti kopi. Menurut Lelyana dalam (Sauma Rischi Nandatama, 2017) Kafein sangat efektif bekerja dalam tubuh sehingga memberikan yang bermacam-macam dalam tubuh. Mengkonsumsi kafein secara berlebihan (over dosis) dapat menyebabkan gugup, gelisah, tremor, insomnia, hipertensi, mual dan kejang, Farmakologi UI dalam (Destiara Sari, 2018).


No comments:

×
Berita Terbaru Update