Asian Development Bank (ADB) bakal mengucurkan pinjaman berbasis kebijakan senilai USD500 juta atau setara Rp7,8 triliun
(kurs Rp15.600). Dana ini digunakan untuk, mendukung reformasi Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) di Indonesia.
Pinjaman ini merupakan subprogram pertama di bawah Program Reformasi BUMN,
di mana akan membantu Indonesia untuk meningkatkan efisiensi dan resiliensi
BUMN, serta memperkuat kerangka tata kelola perusahaannya.
Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menampik
pinjaman tersebut masuk ke anggaran Kementerian BUMN.
Menurut dia, dana Rp7,8 triliun tersebut akan masuk ke dalam APBN yang nantinya digunakan untuk reformasi BUMN.
"Jadi dana itu tidak diberikan ke Kementerian BUMN. Jadi ke APBN. Ini
adalah kontribusi yang dilakukan oleh Kementerian BUMN ke BUMN-BUMN yang
sudah melakukan transformasi sehingga mereka (ADB) menghargai," ujar Arya
kepada wartawan, Jumat (18/11/2022).
Dia juga membantah, dana tersebut akan digunakan untuk program-program yang
dijalankan oleh BUMN. Dana ini diberikan, jelas Arya, sebagai apresiasi ADB,
karena reformasi yang dilakukan BUMN banyak yang berhasil.
"Jadi, itu bukan projek, bukan dana projek, itu dana program dan bukan
langsung ke BUMN. Itu mereka berikan kepada APBN, ucap dia.
"Itu (dana pinjaman) adalah bagian dari penghargaan mereka terhadap
langkah-langkah yang dilakukan oleh BUMN, dan mereka menghargai itu. Jadi
ini sumbangan juga dari yang telah dilakukan BUMN dalam melakkan
transformasi," tambah dia.
Sebelumnya, program pinjaman ini selaras dengan Peta Jalan BUMN 2020–2024
yang menyeluruh dan ambisius, yang memperkenalkan serangkaian reformasi
untuk mentransformasikan BUMN dan memastikan kontribusinya terhadap
cita-cita Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045.
"BUMN dapat berperan sangat penting dalam mendorong pemulihan dari pandemi
COVID-19 yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia," kata Yurenda
Basnett, Spesialis Manajemen Publik Senior ADB untuk Asia Tenggara dalam
keterangan persnya di Jakarta, Jumat.
"Namun, agar dapat memberikan nilai yang lebih besar bagi masyarakat,
kelemahan struktural BUMN harus diatasi. ADB senang dapat ikut serta dalam
mendukung upaya pemerintah mereformasi BUMN," tambah Yurenda.
Program pinjaman ini juga digunakan untuk mendukung pengurangan jumlah
BUMN, sekaligus mensyaratkan BUMN untuk fokus pada operasi intinya sehingga
BUMN menjadi layak secara keuangan dan dapat menyediakan layanan publik
esensial secara efisien.
Program ini juga mendukung langkah-langkah peningkatan kualitas dewan
direksi BUMN, memperkuat pemantauan dan keterbukaan keuangan, serta membantu
BUMN bertransisi ke model usaha yang kompatibel dengan iklim.
KfW, bank pembangunan Jerman, akan memberi pembiayaan bersama (cofinancing)
dengan pinjaman yang nilainya setara €300 juta (USD295,8 juta).
Copas dari https://www.suara.com/news/2022/11/18/164554/raih-utang-rp78-triliun-dari-adb-kementerian-bumn-masuk-ke-apbn?page=all
No comments:
Post a Comment