KPK Panggil 6 Gubernur
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar Rapat Koordinasi Penguatan
Kepala Daerah di Jogja Expo Center, Yogyakarta, Rabu (19/3/2025). Rapat
dihadiri enam kepala daerah dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY), Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan
Kalimantan Selatan.
Ketua KPK Setyo Budiyanto mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk
memperkuat tata kelola pemerintahan daerah pasca-pelantikan kepala daerah
baru. Selain itu juga sebagai upaya memperkuat komitmen kepala daerah
dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi.
"Harapannya tentu bahwa setelah rapat ini selesai, tinggal implementasi
di lapangan, di wilayah untuk bisa melaksanakan kegiatan pemerintahan
semaksimal mungkin, sebaik mungkin mewujudkan tata kelola yang baik
sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah
masing-masing," katanya usai rakor di Kabupaten Bantul, Rabu
(19/3/2025).
Setyo berharap setiap daerah mampu melaksanakan kegiatan pemerintahan
sebaik mungkin guna mewujudkan tata kelola yang baik. Dia juga ingin
kepala daerah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki masing-masing wilayah.
"Pertemuan ini menjadi sarana kolaborasi, koordinasi, dan kerja sama
antara para kepala daerah dengan KPK melalui Kedeputian Koordinasi dan
Supervisi," ujarnya.
Sementara dalam paparannya, Setyo menyampaikan bahwa tema rapat yang
berfokus pada 'Penguatan Kepala Daerah' lebih tepat diganti menjadi
'Komitmen Kepala Daerah'.
Menurutnya, kepala daerah sudah cukup kuat melalui berbagai tantangan
seperti proses pendaftaran, kampanye, hingga pemilihan yang penuh
perjuangan. Bahkan setelah dilantik, kepala daerah harus menjaga komitmen
terhadap tata kelola pemerintahan yang bersih, bukan sekadar memperkuat
kekuatan mereka.
"Kepala daerah sudah melewati banyak tantangan. Mereka sudah melalui
pendidikan, pelatihan, dan proses panjang yang tidak mudah. Setelah
dilantik dan membaca sumpah, komitmen mereka untuk menjalankan tata kelola
pemerintahan yang baik harus dijaga," jelasnya.
Setyo juga menyampaikan kasus terbaru yang berhasil yakni di Kabupaten
Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan. Ia mengingatkan skandal serupa
harus dihindari di wilayah lain.
"Pokir (pokok pikiran) seharusnya digunakan untuk mengakomodasi aspirasi
masyarakat, namun jika disalahgunakan, itulah yang menjadi masalah,"
tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku
Buwono X menekankan korupsi adalah kejahatan luar biasa yang berdampak
pada banyak aspek kehidupan, baik dari segi ekonomi, pemerintahan, maupun
kesejahteraan rakyat.
"Korupsi bersifat sistemik, masif, terstruktur, dan terorganisir, yang
jika dibiarkan dapat merugikan negara dan menghambat proses demokrasi,"
kata Sultan.
Sultan menjelaskan, korupsi tidak hanya mengikis kepercayaan publik
terhadap pemerintah, tetapi juga merugikan sektor ekonomi, karena
menimbulkan inefisiensi yang memperlambat pembangunan.
"Di sektor swasta, korupsi meningkatkan biaya yang akhirnya membebani
masyarakat. Korupsi politis hanya menguntungkan segelintir pihak dan
memperburuk kualitas pemerintahan," imbuh Sultan.
Lebih lanjut, Sultan menegaskan upaya pencegahan korupsi harus dilakukan
secara terus-menerus dan sistematis.
"Ibarat kata, satu OTT mungkin hanya akan menyelesaikan satu kasus, tetapi edukasi sejak dini dan berkelanjutan, akan menyelamatkan bangsa ini dari bahaya laten korupsi dari generasi ke generasi," kata Sultan.
Copas dari https://kbr.id/berita/Berita/kpk-panggil-6-gubernur-rapat-di-yogyakarta
No comments:
Post a Comment