Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari menilai absennya Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh di acara pernikahan putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep
dengan Erina Gudono sengaja untuk menghindar. Sebelumnya alasan Surya
Paloh tak bisa hadir karena harus menjalani pengobatan di luar negeri.
Di balik ketidakhadiran Paloh itu, justru yang konfirmasi hadir adalah
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal itu bisa jadi tanda akan ada pertukaran posisi di pemerintahan
Jokowi antara NasDem dan Demokrat.
"Kira-kira ini indikasi bisa terjadi pertukaran tempat di pemerintahan
antara NasDem dengan Demokrat. Jadi gesturnya SBY datang itu merapat ke
pemerintahan Jokowi, minimal membuka komunikasi," kata Qodari dilansir
dari wartaekonomi.co.id--jaringan Suara.com, Jumat (9/12/2022).
Untuk diketahui, akad nikah Kaesang dan Erina akan digelar pada Sabtu
(10/12) di Pendopo Royal Ambarrukmo Yogyakarta dan dilanjutkan resepsi
pernikahan yang digelar di Pura Mangkunegaran Solo pada Minggu
(11/12).
Qodari menilai, selama ini Demokrat dikenal sebagai partai oposisi,
sedangkan NasDem semenjak mengusung Anies Baswedan sebagai capres mulai
ada rasa oposisi dan terlihat renggang hubungannya dengan koalisi
pemerintah.
Qodari menduga kepergian Surya Paloh ke luar negeri disengaja sebagai
alasan kuat untuk menghindari pertemuan dengan Presiden Jokowi.
"Sementara Surya Paloh berobat, itu gestur atau alasan klasik politisi
untuk menghindari pertemuan-pertemuan yang mereka tidak kehendaki,"
paparnya.
Menurutnya, Surya Paloh trauma dengan pertemuan di acara HUT ke-58 Partai
Golkar di Jakarta beberapa waktu lalu, di mana pada saat itu Presiden
Jokowi menyindir NasDem untuk tidak sembrono memilih capres, ditambah
Jokowi yang seolah enggan membalas pelukan Surya Paloh.
"Jadi Surya Paloh itu menghindari adanya sorotan media mengenai bahasa
tubuh dia dengan Jokowi nanti kalau ketemu, karena Surya Paloh sudah
trauma dengan peristiwa di acara Golkar di mana Jokowi nggak mau dipeluk
oleh Surya Paloh," jelasnya.
Indikasi hubungan keretakan NasDem dengan pemerintah juga terbaca dari
sempat abstainnya NasDem terkait Revisi UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu
Kota Negara (IKN), walaupun pada akhirnya ikut menyetujui revisi UU
IKN.
"NasDem sempat abstain, walaupun kemudian setuju dengan pengesahan revisi
Undang-Undang IKN," katanya.
Sementara itu, rencana kehadiran SBY di acara nikahan Kaesang-Erina, kata
Qodari, memberikan dampak politik yang berpotensi menjadikan Demokrat
masuk bagian dari pemerintahan menggantikan NasDem.
Lanjut Qodari, jika ternyata Demokrat gabung koalisi, ini akan menjadi
potensi bagi Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhyono (AHY) untuk masuk
kabinet yang akan menambah portofolio pengalamannya dalam
pemerintahan.
"Buat Demokrat sendiri sebetulnya sangat bagus agar AHY masuk ke dalam
pemerintahan. Dari dulu saya pernah bilang PR-nya AHY itu adalah
pengalaman pemerintahan. Setelah gagal di Pilkada DKI Jakarta, saya sudah
menyarankan untuk Mas AHY itu masuk ke dalam pemerintahan untuk menduduki
jabatan menteri," jelasnya.
Lebih lanjut Qodari mengatakan, secara figur AHY sebenarnya berpotensi
menjadi paket lengkap, tetapi dinilai masyarakat sebagai orang yang kurang
berpengalaman. "AHY itu sebenarnya potensial paket lengkap. Pertama, itu
dia punya partai; Kedua, dia punya penampilan. Yang kurang dari AHY itu
hanya satu, yaitu pengalaman di pemerintahan," beber Qodari.
Qodari menyarankan supaya Demokrat masuk ke pemerintahan dan memosisikan
AHY sebagai menteri agar memiliki pengalaman di pemerintahan dan makin
dipercaya oleh masyarakat dan elite politik.
"Jadi supaya tidak diserang lagi dari aspek pengalaman, ya harus ada
pengalaman pemerintahan seperti Mbak Puan. Orang sekarang sudah tidak bisa
ngomong Mbak Puan nggak qualified segala macam karena sudah pengalaman
jadi menteri," ungkapnya.
"Jadi kekurangan utama AHY itu selama ini kurang pengalaman di
pemerintahan saja. Masyarakat dan elite politik itu tidak cukup yakin
bahwa AHY mampu dan kompeten memimpin negara dengan jabatan terakhir
sebagai mayor di TNI. Tapi kalau dia sudah jadi menteri, maka pengalaman
itu menjadi legitimasi dan itu sudah lengkap," tutur Qodari.
Copas dari https://www.suara.com/news/2022/12/09/194441/surya-paloh-absen-tapi-sby-hadir-di-pernikahan-kaesang-tanda-demokrat-gantikan-posisi-nasdem-di-kabinet-jokowi
No comments:
Post a Comment