Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pernah memberikan janji kepada
orang-orang Druze berbahasa Arab di Israel karena pengabdian mereka
di pasukan militer (IDF).
Janji tersebut berupa status sosial orang-orang Druze yang selama ini
dimarginalisasi dan tidak termasuk warga yang merasakan kemudahan
investasi lokal.
"Orang Druze merupakan komunitas yang punya nilai-nilai. Mereka ikut
bertarung dan gugur bersama," tutur Netanyahu menjawab pertanyaan wartawan
soal kebijakan Israel terhadap orang Arab-Druze yang ikut bergabung di
IDF.
"Kami akan memberikan apapun yang layak mereka dapatkan. Kami akan
mencari cara untuk melakukannya, ini amat penting," kata Netanyahu seperti
dikutip dari the Times of Israel.
Sebelumnya, orang-orang Druze-Arab perlakuan adil di tengah ketimpangan
status mereka dengan orang-orang Yahudi sebagai warga kelas pertama di
Israel.
Tuntutan itu disampaikan di operasi militer Israel ke Palestina yang juga
melibatkan orang Druze di pasukan IDF.
Beberapa orang Druze yang tergabung dalam pasukan IDF pun ikut tewas saat
bertempur melawan Hamas.
Kematian mereka kembali memicu perdebatan terkait konstitusi Negara
Israel sebagai negara untuk orang-orang Yahudi dan menepikan suku-suku
bangsa lainnya termasuk Arab di wilayah itu.
Salah satu yang meninggal dunia adalah anggota IDF dari suku Druze, Adi
Malik Harb.
"Bukankah teman-teman dan kenalan Adi (Malik Harb) layak mendapat
pekerjaan dan membangun rumah di Beit Jann tanpa intervensi, tanpa
khawatir tentang aturan ketat dan denda?" ujar pemimpin Syiah komunitas
Druze di Beit Jann, Syekh Mowafaq Tarif seperti dikutip dari AFP.
Mowafaq Tarif pun menuntut Israel agar orang-orang selain Yahudi seperti
Arab-Druze tak lagi dikenakan denda besar karena membangun rumah mereka di
desa-desa yang sudah ada sebelum negara Israel berdiri.
Sejumlah pejabat negara di partai koalisi termasuk Likud pun menjanjikan
bakal meningkatkan nasib orang-orang Druze.
Menteri Luar Negeri Eli Cohen dan anggota koalisi Ofir Kadz dari Likud
menjanjikan Undang-undang khusus untuk orang Druze-Arab, seperti dikutip
dari the Times of Israel.
"Dalam beberapa hari mendatang, kami akan mempromosikan rancangan
Undang-undang untuk komunitas Druze yang bertujuan memperkuat status
penting Druze di Negara Israel," ujar Cohen.
Meski demikian, mereka enggan merespons tuntutan amendemen Undang-undang
2018 tentang Hukum Dasar: Negara-Bangsa untuk Orang-orang Yahudi yang
dianggap kontroversial.
Undang-undang tersebut yang dinilai menjadi biang kerok karena rasialis
dan diskriminatif terhadap warga non-Yahudi di Israel.
copas dari
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20231205105946-120-1033007/pm-netanyahu-pernah-beri-janji-ke-arab-druze-karena-banyak-gabung-idf
No comments:
Post a Comment